Teori Ruang dalam Arsitektur
Pengertian Ruang
1. ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
2. ruang yang dilingkupi bentuk
3. ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia di luar.
Menurut Plato, ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, mejadi teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato menginginkan : kini, segala sesuatunya harus berwadah, kasat mata, dan teraba.
Ruang adalah sebagai tempat (topos), sebagai suatu dimana, atau suatu place of belonging, uang menjadi lokasi yang tepat diman setiap elemen fisik cenderung berada. Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak keatas dan kebawah menuju tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu tempat, yakni dalam suatu tempat. ”Suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki sesuatu wadaq. (Cornelis Van de Ven, 1995).
Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir :
1) Tempat melingkupi objek yang ada padanya
2) Tempat bukan bagian yang di linkunginya
3) Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil dari objek tersebut
4) Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan dari objek
5) Tempat selau mengikuti objek walaupun objek terus bergerak
Menurut Josef Prijotomo, ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.
Menurut Rudolf Amheim
Ruang adalah sesuatu yang dapat di bayangkan sebagai suatu kesatuan terbatas atau tak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah di siapkan untuk mengisi barang.
Menurut Imanuel Kant
Ruang bukanlah merupakan sesuatu yang objektif atau nyata merupakan sesuatu yang subjektif sebagai hasil pikiran manusia.
Unsur – Unsur Pembentuk Ruang
Ruang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, baik secara Psikologi, emosional, dan dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati, berfikir dan juga menciptakan dan menyatakan bentuk dinianya.Secara umum, ruang di bentuk oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
4. Hubungan Antara Penentu Keterangkuman Dan Kualitas Barangruang
Selain ketiga unsur diatas adapun beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terbentuknya suatu ruang. Faktor-faktor tersebut adalah dimensi,wujud, konfigurasim permukaan, sisi bidang dan bukaan-bukaan. Suatu ruang tidak saja mempunyai bentuk secara fisik. Ruang di bentuk oleh bidang alas, bidang dinding, sbidang langit-langit. Sedangkan kualitas suatu ruang di tentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, yang di sebut sebagai faktor penentu keterangkuman ruang.
Definisi Perancangan Ruang Dalam Desain Interior
”
Interior design is the planning, layout and design of the interior space
within buildings. These physical settings satisfy our basic need for
shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of
our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which
accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The
purpose of interior design , therefore, is the functional improvement,
aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.”
within buildings. These physical settings satisfy our basic need for
shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of
our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which
accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The
purpose of interior design , therefore, is the functional improvement,
aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.”
Prinsip-prinsip Perancangan Ruang Dalam
Dalam
perancangan ruang dalam, ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan,
diantaranya :
1.Unity
and Harmony
Unity and
harmony dapat diwujudkan melalui suatu kesatuan dimana semua elemen yang ada
saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga
menghasilkan komposisi yang seimbang yang membentuk suatu ruang yang harmonis
dan mampu mewadahi aktivitas penghuni.
2.Keseimbangan (Balance)
Unsur
Balance atau keseimbangan yang dimaksudkan merupakan suatu langkah perancangan
dari elemen pembentuk ruang yang membentuk susunan yang harmonis, tidak
berat sebelah, dan tidak menonjol hanya pada satu elemen saja, namun semua
komponen harus balance/seimbang.
Style keseimbangan terbagi 3 yaitu: Simetris,
Asimetris, dan Radial
–
Keseimbangan Simetris:
Keseimbangan
simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara
merata baik dari segi horizontal maupun vertikal. Gaya ini mengandalkan
keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda. Kondisi
pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang sering digunakan untuk mencapai
suatu keseimbangan dalam desain. Meskipun mudah untuk diterapkan, keseimbangan
simetris sulit untuk membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan
“terlalu direncanakan”. Kesimbangan simetris juga biasa disebut dengan
keseimbangan formal.
– Keseimbangan
Asimetris:
Gaya ini
mengandalkan permainan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai
keseimbangan dengan tidak beraturan. Seringkali kita melihat sebuah desain
dengan gambar yang begitu besar diimbangi dengan teks yang kecil namun terlihat
seimbang karena permainan kontras, warna, dsb. Keseimbangan asimetris lebih
mungkin untuk menggugah emosi pembaca visual karena ketegangan visual dan yang
dihasilkannya. Ketegangan asimetris juga biasa disebut dengan keseimbangan
informal
–
Keseimbangan Radial:
Adalah
ketika semua element desain tersusun dan berpusat di tengah.
3. Focal Point
Focal
point yang dimaksud merupakan sebuah aksen di dalam ruangan yang mampu menjadi
daya tarik tersendiri dan menjadi pusat perhatian dalam ruangan. hal itu dapat
diwujudkan melalui furniture, dinding, maupun elemen-elemen lain yang mampu
menjadi aksen focal point.
seperti
yang terlihat pada gambar diatas, lukisan menjadi focalpoint yang diwujudkan
melalui warna yang cukup kontras dibandingkan dengan elemen-elemen pembentuk
ruang yang lain, sehingga menjadi aksen yang mampu menjadi pusat perhatian
dalam ruangan.
4. Ritme
Ritme
dapat didefinisikan sebagai semua pola pengulangan tentang visual. berikut
merupakan contoh gambar yang menggambarkan kata Ritme secara visual :
5. Detail
Dalam
konteks perancangan ruang dalam, detail sangat diperlukan dalam hal penentuan
lighting, tata letak furniture, ukuran yang presisi pada suatu furniture maupun
elemen additional sehingga dapat menambah estetika dalam ruang.
sebagai
contoh, desain ruangan diatas merupakan konsep interior classic yang sangat
memunculkan dari segi detail ornamen furniture, maupun detail elemen pembentuk
ruangnya.
6. Skala dan Proporsi
Skala dan
Proporsi merupakan bagian yang sangat penting dalam perancangan ruang
dalam/interior karena berkaitan dengan dimensi dan bentuk ruang.
Proporsi
adalah perbandingan atau ratio antara panjang dengan lebar atau volume atau
tinggi dengan lebar yang terdapat dalam ruang atau bidang. Proporsi yang baik
dapat menimbulkan suatu kesatuan dan keseimbangan yang menyenang-kan.
Seperti
yang dikatakan oleh Viollet-le-Duc mengenai proporsi sebagai berikut :
“yang
dimaksud dengan proporsi adalah hubungan-hubungan yang ada antara keseluruhan
dan bagian-bagiannya, hubungan-hubungan yang logis, perlu dan menjadi
se-demikian rupa sehingga secara bersamaan, proporsi ini akan me-muaskan kesan
pengamat secara visual.”
Salah
satu faktor yang mem-pengaruhi kualitas arsitektur adalah kualitas skala. Skala
dalam arsitektur menimbul-kan kualitas yang membuat sebuah bangunan terlihat
sesuai besarnya bagi kebutuhan pemakai/manusia. Skala ditentukan bukan
hanya oleh aktifitas yang dan dilakukan dalam bangunan itu tetapi juga oleh
banyaknya manusia yang ikut dalam kegiatan tersebut. dalam perancangan ruang
dalam, skala manusia menjadi patokan dalam standarisasi ruang, dan
standar-standar tersebut sudah terdapat pada buku “Time Saver Standard” dan
pada Buku Erns and Neufert “architecture standard”. Faktor ergonomi menjadi
bagian yang penting dalam perancangan ruang dalam.
7. Warna
Pengalaman
ruang diawali oleh penginderaan atau rangsangan. Salah satu rangsangan tersebut
adalah warna. Oleh karena itu, keputusan penerapan warna dalam ruang
berpengaruh terhadap kegiatan fisik dan mental. warna akan sangat mempengaruhi
kondisi dan suasana ruang. terkadang ruang mencerminkan kepribadian si
penghuni, dan secara psikologis, warna sangat berdampak pada emosional
penghuni. pemilihan warna-warna tertentu pada setiap ruang didasarkan atas
cerminan kepribadian, kesenangan, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.
8.Pencahayaan
Aspek
lighting atau pencahayaan merupakan komponen vital dalam perencanaan ruang
dalam, karena memberi pengaruh sangat luas serta menimbulkan efek-efek
tertentu. Dengan pengetahuan mengenai cahaya seorang ruang dalam dapat
mengembangkan kreativitasnya dalam memberikan kesan-kesan tertentu pada ruang
dengan menanggapi efek-efek dan keuntungan-keuntungan lain dari system
pencahayaan. Perancangan ruang dalam, terutama yang berfungsi di malam
hari tidak ada yang lebih menonjol dan lebih banyak kemungkinan kreativitas
yang dapat dicapai selain dari pencahayaan
Sumber :
www.google.com
https://othisarch07.wordpress.com/2010/02/05/fungsi-ruangbentuk-dan-ekspresi-dalam-arsitektur
https://othisarch07.wordpress.com/2010/02/05/fungsi-ruangbentuk-dan-ekspresi-dalam-arsitektur
Komentar
Posting Komentar